Selasa, 10 September 2013

Bertanya Untuk Belajar; Belajar Untuk Bertanya

Pernahkah anda mendengar sebuah pepatah yang mengatakan “malu bertanya sesat di jalan”. Sebuah nasehat berharga yang menganjurkan kita untuk bertanya, mengemukakan kepenasaranan dan menyatakan ketidaktahuan. Bertanya memang tidak sulit, namun juga tidak begitu mudah. Buktinya banyak orang yang bingung saat dia harus bertanya. Seakan mulut terkunci untuk mengatakan sesuatu atau memang tidak terbersit satu ide pun untuk mengemukakan sesuatu.
Saat kita hendak bertanya sering muncul perasaan takut dan gelisah. Kita merasa takut ditertawakan atau bahkan diejek karena pertanyaan kita jelek. Padahal setelah kita mencoba untuk bertanya, semuanya lancar-lancar saja, tak ada yang menertawakan kita dan kekhawatiran kita tidak beralasan. Hal itu wajar, jika kemudian tidak membuat kita rendah diri, namun akan berbahaya jika kemudian kita membesar-besarkan rasa takut tersebut, karena akan membuat kita takut untuk bertanya selamanya.
Ketakutan untuk bertanya dapat diakibatkan rendahnya rasa percaya diri seseorang dan besarnya rasa curiga terhadap orang lain. Kondisi ini dapat dikategorikan sebagai communication apprehension (hambatan komunikasi) dan berkaitan dengan pengaruh self-concept (konsep diri) seseorang. Maka, untuk mengatasinya kita perlu mengkaji kembali self-concept kita. Tanamkan dalam diri bahwa kita mampu melakukan apa pun, kemudian atasi dengan meyakini bahwa diri kita sama dan setara dengan orang lain. Hindarkan perasaan curiga terhadap orang lain. Bukankah Rasulullah e selalu mengajarkan untuk selalu husnudzdzon ?.
Imam Syaf’I -seorang ulama- pernah berkata “Bertanya adalah kunci ilmu”, artinya dengan mau bertanya pintu ilmu akan mudah terbuka dan kita akan mudah mendapatkan ilmu yang kita inginkan. Oleh karena itu, bertanya merupakan salah satu teknik belajar yang cukup efektif. Salah satu metode belajar yang menggunakan teknik bertanya adalah metode tanya jawab dan diskusi. Bedanya jika pada metode tanya jawab, komunikasi yang terjadi bentuknya dua arah. Sedangkan pada metode diskusi, komunikasi yang terjadi berbentuk silang arah.
Bertanya pada dasarnya adalah mengemukakan rasa ingin tahu dan menyatakan ketidaktahuan kita. Bertanya juga merupakan salah satu bentuk eksplorasi pengetahuan. Oleh karena itu bertanya dilakukan dalam wawancara dan observasi. Dengan memberikan pertanyaan kepada narasumber yang kita wawancarai atau kita observasi, kita menjadi tahu apa yang mulanya tidak kita tahu.
Begitu banyak manfaat dari bertanya, karena ternyata dengan bertanya kita menjadi tahu, dan bila kita tahu artinya kita mempunyai ilmu. Namun, perlu diingat  bertanya pun harus memakai ilmu, artinya ada beberapa aturan dalam bertanya yang harus kita perhatikan. Karena meskipun hal yang mudah, bertanya memerlukan keterampilan yang pada hakikatnya berkaitan dengan keterampilan berkomunikasi. Di antara hal-hal yang harus diperhatikan itu adalah :

1.      Perhatikan penggunaan bahasa
Gunakan bahasa yang lugas dan tegas dalam bertanya. Jangan terlalu bertele-tele, karena akan menimbulkan bosan bagi orang yang diberi pertanyaan. Selain itu perhatikan pula jenis bahasa dan kata-katanya, jika orang yang kita tanya menggunakan bahasa yang baku, resmi dan ilmiah, jangan sekali-kali kita menggunakan bahasa “gaul”. Perhatikan pula tatakrama dalam berbahasa, karena tegas bukan berarti harus keras.

2.      Lihat tempat, situasi dan kondisinya
Pernah suatu ketika, saat Rasulullah e sedang mengajar shahabatnya dalam satu majelis. Tiba-tiba datanglah seorang Arab gunung, kemudian dia mengemukakan sebuah pertanyaan. Namun, Nabi tidak menjawabnya dan terus melanjutkan perkataannya. Barulah setelah Rasul e selesai menjelaskan, beliau menjawab pertanyaan orang tersebut.
Dari peristiwa itu, dapat kita simpulkan bahwa saat kita ingin bertanya kita harus memperhatikan tempat, situasi dan kondisi. Saat itu Rasulullah e sedang berada di majelis ilmu dan sedang memberikan penjelasan, oleh karena itu beliau tidak menjawab pertanyaan yang diajukan. Barulah setelah beliau selesai, beliau menjawabnya. Hal ini beliau lakukan, karena jika beliau menjawab pertanyaan di tengah penjelasan, maka akan terjadi ketidakjelasan terhadap ilmu yang sedang disampaikannya. Oleh karena itu, beliau memilih untuk melanjutkan dulu penjelasannya sebelum beliau menjawab pertanyaan.

3.      Ikuti aturan yang telah ditetapkan
Setiap orang memilki karakteristik sendiri, begitu juga dengan seorang guru. Adakalanya seorang guru itu memberikan aturan kepada muridnya untuk bertanya setelah beliau selesai menjelaskan. Namun, ada pula yang membolehkan kita untuk bertanya dengan memotong penjelasannya. Hal ini penting untuk kita hargai dan ikuti, karena hal itu termasuk kepada adab dalam menghormati guru.
Oleh karena itu, Nabi Hidlir menghentikan perjalanannya dengan Nabi Musa, saat Nabi Musa tidak dapat mengikuti aturan yang telah ditetapkannya untuk tidak bertanya terhadap apa yang akan dilakukannya. Namun, rasa penasaran dan keingintahuan Nabi Musa telah memaksanya untuk melanggar aturan itu. Sehingga akhirnya Nabi Hidlir menghentikan perjalanan dan memilih berpisah dengan Nabi Musa. Padahal jika Nabi Musa tetap bersama Nabi Hidir banyak ilmu yang dapat dipetiknya.

4.      Ingatlah untuk bertanya banyak dan bukan banyak bertanya
Bertanyalah sebanyak mungkin ilmu yang ingin kita ketahui saat kita memiliki kesempatan. Namun, jangan banyak bertanya, artinya banyak mengemukakan pertanyaan yang tidak mengandung ilmu dan bermaksud menghindari sesuatu yang lebih penting. Ingatlah bagaimana nasib Bani Israil yang terlalu banyak bertanya, saat Nabi Musa memerintahkan mereka untuk menyembelih seekor sapi. Akhirnya mereka sendiri yang kesulitan mencari sapi itu, karena ciri-cirinya yang sulit dicari. Hal ini diakibatkan mereka banyak bertanya dengan maksud menghindari perintah Nabi Musa. Mereka berharap Nabi Musa tidak bisa menjawab pertanyaan mereka dan akhirnya menyerah. Namun, yang terjadi malah sebaliknya.


Bertanya bukanlah hal yang sulit, jika kita mau mulai membiasakannya dari sekarang. Karena bertanya merupakan salah satu teknik belajar yang cukup efektif. Untuk itu, bertanyalah selagi masih ada kesempatan !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar