Pernahkah
anda mendengar sebuah pepatah yang mengatakan “malu bertanya sesat di
jalan”. Sebuah nasehat berharga yang menganjurkan kita untuk bertanya,
mengemukakan kepenasaranan dan menyatakan ketidaktahuan. Bertanya memang tidak
sulit, namun juga tidak begitu mudah. Buktinya banyak orang yang bingung saat
dia harus bertanya. Seakan mulut terkunci untuk mengatakan sesuatu atau memang
tidak terbersit satu ide pun untuk mengemukakan sesuatu.
Saat kita
hendak bertanya sering muncul perasaan takut dan gelisah. Kita merasa takut
ditertawakan atau bahkan diejek karena pertanyaan kita jelek. Padahal setelah
kita mencoba untuk bertanya, semuanya lancar-lancar saja, tak ada yang
menertawakan kita dan kekhawatiran kita tidak beralasan. Hal itu wajar, jika
kemudian tidak membuat kita rendah diri, namun akan berbahaya jika kemudian
kita membesar-besarkan rasa takut tersebut, karena akan membuat kita takut
untuk bertanya selamanya.
Ketakutan
untuk bertanya dapat diakibatkan rendahnya rasa percaya diri seseorang dan
besarnya rasa curiga terhadap orang lain. Kondisi ini dapat dikategorikan
sebagai communication apprehension (hambatan komunikasi) dan
berkaitan dengan pengaruh self-concept (konsep diri) seseorang. Maka,
untuk mengatasinya kita perlu mengkaji kembali self-concept kita.
Tanamkan dalam diri bahwa kita mampu melakukan apa pun, kemudian atasi dengan
meyakini bahwa diri kita sama dan setara dengan orang lain. Hindarkan perasaan
curiga terhadap orang lain. Bukankah Rasulullah e selalu
mengajarkan untuk selalu husnudzdzon ?.
Imam Syaf’I
-seorang ulama- pernah berkata “Bertanya adalah kunci ilmu”, artinya
dengan mau bertanya pintu ilmu akan mudah terbuka dan kita akan mudah
mendapatkan ilmu yang kita inginkan. Oleh karena itu, bertanya merupakan salah
satu teknik belajar yang cukup efektif. Salah satu metode belajar yang
menggunakan teknik bertanya adalah metode tanya jawab dan diskusi. Bedanya jika
pada metode tanya jawab, komunikasi yang terjadi bentuknya dua arah. Sedangkan
pada metode diskusi, komunikasi yang terjadi berbentuk silang arah.
Bertanya
pada dasarnya adalah mengemukakan rasa ingin tahu dan menyatakan ketidaktahuan
kita. Bertanya juga merupakan salah satu bentuk eksplorasi pengetahuan. Oleh
karena itu bertanya dilakukan dalam wawancara dan observasi. Dengan memberikan
pertanyaan kepada narasumber yang kita wawancarai atau kita observasi, kita
menjadi tahu apa yang mulanya tidak kita tahu.
Begitu
banyak manfaat dari bertanya, karena ternyata dengan bertanya kita menjadi
tahu, dan bila kita tahu artinya kita mempunyai ilmu. Namun, perlu diingat bertanya pun harus memakai ilmu, artinya ada
beberapa aturan dalam bertanya yang harus kita perhatikan. Karena meskipun hal
yang mudah, bertanya memerlukan keterampilan yang pada hakikatnya berkaitan
dengan keterampilan berkomunikasi. Di antara hal-hal yang harus diperhatikan
itu adalah :
1.
Perhatikan penggunaan bahasa
Gunakan bahasa yang lugas dan tegas dalam bertanya.
Jangan terlalu bertele-tele, karena akan menimbulkan bosan bagi orang yang
diberi pertanyaan. Selain itu perhatikan pula jenis bahasa dan kata-katanya,
jika orang yang kita tanya menggunakan bahasa yang baku, resmi dan ilmiah,
jangan sekali-kali kita menggunakan bahasa “gaul”. Perhatikan pula
tatakrama dalam berbahasa, karena tegas bukan berarti harus keras.
2.
Lihat
tempat, situasi dan kondisinya
Pernah
suatu ketika, saat Rasulullah e sedang
mengajar shahabatnya dalam satu majelis. Tiba-tiba datanglah seorang Arab
gunung, kemudian dia mengemukakan sebuah pertanyaan. Namun, Nabi tidak
menjawabnya dan terus melanjutkan perkataannya. Barulah setelah Rasul e selesai
menjelaskan, beliau menjawab pertanyaan orang tersebut.
Dari
peristiwa itu, dapat kita simpulkan bahwa saat kita ingin bertanya kita harus
memperhatikan tempat, situasi dan kondisi. Saat itu Rasulullah e sedang
berada di majelis ilmu dan sedang memberikan penjelasan, oleh karena itu beliau
tidak menjawab pertanyaan yang diajukan. Barulah setelah beliau selesai, beliau
menjawabnya. Hal ini beliau lakukan, karena jika beliau menjawab pertanyaan di
tengah penjelasan, maka akan terjadi ketidakjelasan terhadap ilmu yang sedang
disampaikannya. Oleh karena itu, beliau memilih untuk melanjutkan dulu
penjelasannya sebelum beliau menjawab pertanyaan.
3.
Ikuti
aturan yang telah ditetapkan
Setiap
orang memilki karakteristik sendiri, begitu juga dengan seorang guru.
Adakalanya seorang guru itu memberikan aturan kepada muridnya untuk bertanya
setelah beliau selesai menjelaskan. Namun, ada pula yang membolehkan kita untuk
bertanya dengan memotong penjelasannya. Hal ini penting untuk kita hargai dan
ikuti, karena hal itu termasuk kepada adab dalam menghormati guru.
Oleh karena itu, Nabi Hidlir menghentikan
perjalanannya dengan Nabi Musa, saat Nabi Musa tidak dapat mengikuti aturan
yang telah ditetapkannya untuk tidak bertanya terhadap apa yang akan
dilakukannya. Namun, rasa penasaran dan keingintahuan Nabi Musa telah
memaksanya untuk melanggar aturan itu. Sehingga akhirnya Nabi Hidlir
menghentikan perjalanan dan memilih berpisah dengan Nabi Musa. Padahal jika
Nabi Musa tetap bersama Nabi Hidir banyak ilmu yang dapat dipetiknya.
4.
Ingatlah
untuk bertanya banyak dan bukan banyak bertanya
Bertanyalah
sebanyak mungkin ilmu yang ingin kita ketahui saat kita memiliki kesempatan.
Namun, jangan banyak bertanya, artinya banyak mengemukakan pertanyaan yang
tidak mengandung ilmu dan bermaksud menghindari sesuatu yang lebih penting.
Ingatlah bagaimana nasib Bani Israil yang terlalu banyak bertanya, saat Nabi
Musa memerintahkan mereka untuk menyembelih seekor sapi. Akhirnya mereka
sendiri yang kesulitan mencari sapi itu, karena ciri-cirinya yang sulit dicari.
Hal ini diakibatkan mereka banyak bertanya dengan maksud menghindari perintah
Nabi Musa. Mereka berharap Nabi Musa tidak bisa menjawab pertanyaan mereka dan
akhirnya menyerah. Namun, yang terjadi malah sebaliknya.
Bertanya bukanlah hal yang sulit, jika kita mau mulai
membiasakannya dari sekarang. Karena bertanya merupakan salah satu teknik
belajar yang cukup efektif. Untuk itu, bertanyalah selagi masih ada kesempatan
!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar